Sebulan Kerja Maraton Atasi Sampah TPA Tlekung

Sebulan Kerja Maraton Atasi Sampah TPA Tlekung

Pj Wali Kota Batu : Ini adalah awal bagi kita dan akan terus berlanjut untuk mencari solusi penanganan sampah di Kota Batu yang kita cintai bersama

Prokopim, Batu – Permasalahan sampah di TPA Tlekung sudah muncul pada Tahun 2016. Pada saat itu, Dinas Lingkungan HIdup telah memberikan peringatan bahwa TPA Tlekung telah overload. Berbagai upaya dilakukan, namun hasil belum maksimal mengingat dalam pengelolaan sampah dibutuhkan komitmen bersama untuk merubah perilaku masyarakat dalam pengolahan sampah dan juga anggaran yang besar dalam penanganannya.

Berbagai tantangan tersebut, secara maraton Pemerintah Kota Batu, dalam hal ini Penjabat Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai beserta DPRD Kota Batu dan seluruh jajaran OPD dan komunitas pemerhati lingkungan khususnya sampah, melakukan penanganan pengelolaan sampah baik dari perencanaan, pelaksanaan dan juga evaluasi, untuk pengelolaan sampah yang lebih baik ke depan dan juga menjawab 6 tuntutan warga agar permasalahan sampah di TPA Tlekung dapat terselesaikan.

“Waktu satu bulan memang tidak cukup jika harus semua diselesaikan. Saya rasa warga sangat memahami. Alhamdulillah, satu bulan ini, telah banyak perubahan di TPA Tlekung seperti yang diinginkan warga. Yang terberat adalah bagaimana merubah pola sikap masyarakat dalam pengelolaan sampah, dan menyadari dampak yang ditimbulkan. Kinerja kita sebulan ini, merupakan langkah awal dan akan terus berlanjut hingga permasalahan tuntas,” jelas Aries seraya menambahkan ucapan terima kasih atas dukungan masyarakat terhadap berbagai kebijakan yang telah diambil.

Pertama, warga memohon untuk segera memaksimalkan proses pengolahan sampah
yang sudah menumpuk begitu besar yang akan berakibat pada pencemaran air bawah tanah, pencemaran udara, mencegah air lindi masuk ke sungai, mencegah longsor. Pada 30 Juli 2023 tercatat ketinggian sel sampah aktif mencapai 20 meter, dan per tanggal 26 Agustus 2023 telah menyusut menjadi 5 meter. Pentaan sel aktif sampah dilakukan dengan mengerahkan peralatan berat 4 eksavator dan 1 unti dozer dan pemilahan sampah sebelum masuk ke TPA.

Untuk mencegah pencemaran air bawah tanah dan mencegah air lindi tidak masuk ke sungai, maka dilakukan uji kualitas air lindi pada tanggal 25 Juli 2023 dan juga pemasangan pipa agar air lindi langsung mengalir ke kolan sementara dan dialirkan ke kolam lindi. Pada tanggal 22 Agustus 2023, juga dilakukan uji kualitas udara dengan hasil yang menggembirakan, adanya penurunan kandungan gas berbahaya, anatra lain amonia diangka 0,03 ppm dibawah batas baku 2 ppm, timbal diangka kurang dari 0,01 pg/m2 dibawah batas baku 2 pg/m2, NItrogen Dioksida diangka kurang dari 29,6 pg/m2 dibawah baku 200 pg/m2 dan kandungan karbon monoksida kurang dari 1000 pg/m2 dibawah baku 10.000 pg/m2.Kedua, warga meminta sampah yang masuk ke TPA Tlekung harus dikelola dengan mesin, tidak hanya di buang dan ditimbun, sehingga ada pembatasan volume yang masuk. Keterbatasan mesin dan tenaga kerja menjadi tantangan dalam menjawab permasalahan ini karena hanya tersedia 2 unit mesin insenerator dan 2 unit mesin konveyor (pemilah) serta 28 orang tenaga pemilah dengan kapasitas pengolahan 7 ton per hari.

Pemerintah telah menyediakan dana BTT (Belanja Tak Terduga) untuk membeli mesin insenerator sebanyak 4 unit dan 1 mesin konveyor, pada tanggal 28 Agustus 2023 telah datang 1 unit mesin insenerator dan 1 unit mesin konveyor. Dan juga akan ada penambahan tenaga kerja pemilah sebanyak 60 orang. Dengan tambahan mesin baru kapasitas pengolahan mencapai 15 ton per hari.
Ketiga, Pemerintah sepakat dengan warga untuk tidak melakukan perluasan TPA di Desa Tlekung karena letak geografisnya tidak layak. Oleh karena itu, penataan kawasan TPA menjadi prioritas dan juga pembatasan ketat terhadap sampah yang masuk ke TPA Tlekung, yaitu hanya untuk sampah residu.